Sejarah Candi Prambanan, Lokasi dan Fungsinya

Seperti yang telah banyak dikenal oleh masyarakat luas, baik masyarakat lokal maupun wisatawan asing, bahwa Candi Prambanan merupakan salah satu peninggalan sejarah berupa bangunan yang sangat menakjubkan. Dibuat dengan teknologi yang modern dimasa itu dan konon dikerjakan dengan waktu yang sangat singkat, yaitu hanya dalam satu malam.
Sejarah Candi Prambanan dan Gambar Candi Prambanan

Sejarah Candi Prambanan


Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada pertengahan abad ke-9 masehi oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Hal tersebut tertulis dalam isi Prasasti Syiwagrha yang sebelumnya ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini ptasasti ini disimpan sebagai bukti sejarah di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti dengan bertuliskan tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.

Fungsi Candi Prambanan


Tujuan dibangunya candi prambanan ini yaitu berfungsi sebagi tempat ibadah, atau pemujaan terhadap Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Menurut yang tertera pada prasasti Siwagrha, nama asli dari kompleks area candi ini adalah Siwagrha atau dalam bahasa Sanskerta memiliki makna 'Rumah Siwa', dan memang di garbagriha atau ruang utama candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa dengan tinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.


Lokasi Candi Prambanan


Lokasi Candi Prambanan ini terletak di area lingkungan Taman Wisata Prambanan, jika dari kota Yogyakarta kira-kira jaraknya kurang lebih 17 km ke arah timur sebelum kota Klaten, Alamat lengkapnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Untuk menuju candi, kira-kira hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten.

Sejarah Candi Prambanan Menurut Cerita Legenda 


Berdasarkan cerita legenda yang beredar di masyarakat sejak jaman dulu, candi prambanan ini dibangun oleh Bandung Bondowoso sebagai syarat lamaran yang diajukan oleh Roro Jonggrang. Dahulu kala di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, yaitu Kerajaan Pengging dan kerajaan Baka.

Kerajaan Pengging adalah salah satu kerajaan yang sangat subur dan makmur yang dipimpin oleh seorang raja yaitu Prabu Damar Maya, beliau sosok seorang raja yang sangat arif dan bijaksana. Prabu Damar Maya pun mempunyai putra bernama Raden Bandung Bondowoso, seorang kesatria yang sakti mandraguna dan gagah perkasa.

Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Baka, raja ini sangat dikenal kejam, buas, dan pemakan manusia. Dalam menjalankan sistem pemerintahannya, Prabu Baka dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Gupala. Patih Gupala sendiri adalah seorang raksasa.

Prabu Baka memiliki seorang putri yang sangat cantik dan jelita. Putri tersebut bernama Roro Jonggrang. Karena sangat berambisi untuk memperluas daerah kekuasaannya, maka Prabu Baka pun bersikeras untuk merebut Kerajaan Pengging.

Suatu hari Prabu Baka beserta bala tentaranya berangkat untuk menyerang Kerajaan Pengging. Pertempuran dua kerajaan sosok karakter pemimpin yang berbeda itu berlangsung hebat. Strategi lain untuk mengalahkan bala tentara dari Kerajaan Baka, maka Prabu Damar Maya mengirim putranya, Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka secara langsung di medan perang.

Dikisahkan pula bahwa pertempuran antara keduanya berlangsung begitu hebat. Namun, karena kesaktian yang dimiliki Bandung Bondowoso, akhirnya Prabu Baka berhasil dikalahkan dan berakhir dibunuh. Mendengar Prabu Baka tewas, maka Patih Gupala pun melarikan diri dari medan pertempuran dan kembali ke Kerajaan Baka. Mengetahui hal itu Pangeran Bandung Bondowoso pun akhirnya mengejarnya hingga ke Kerajaan Baka. Dan pada saat itulah kali pertamanya dia melihat Putri Roro Jonggrang yang cantik dan dia pun akhirnya terpikat.

Tidak berselang lama, Bandung Bondowoso pun akhirnya melamar Roro Jonggrang untuk dijadikan istri. Menanggapi maksud dari Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang pun mengajukan syarat yang sangat mustahil untuk dilakukan. Syarat pertama ia meminta dibuatkan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda. Sedangkan syarat yang kedua ia meminta untuk dibangunkan seribu candi dan harus selesai dalam waktu semalam.

Meskipun syarat yang diajukan oleh Roro Jonggrang sangat mustahil untuk terwujud, namun  dengan kesaktian yang dimiliki Bandung Bondowoso  dan berkat bantuan para jin, Bandung Bondowoso pun akhirnya berhasil menyelesaikan sembilan ratus sembilan puluh sembilan candi.

Niat buruk Roro Jonggrang pun muncul ketika mendengar kabar bahwa candi sudah hampir selesai dibuat, ia pun berusaha menggagalkan pembangunan candi terakhir dengan membangunkan para dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk menumbuk padi dan juga membakar jerami di sisi timur, sehingga para jin mengira pagi telah tiba. Para jin pun pergi karena hari telah pagi, sehingga Bandung Bondowoso gagal memenuhi syarat yang diajukan Roro Jonggrang.

Sumber Referensi:


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel